Hebatnya SMK

Hebatnya SMK

Pada waktu dulu masyarakat beranggapan SMK itu dinomorduakan setelah SMA. Namun seiring dengan kebutuhan pasar kerja, berdasarkan data statistik, ternyata lulusan SMK merupakan kontribusi terkecil pada jumlah penggangguran dibanding lulusan sederajatnya. Artinya, angka penggangguran nantinya akan berkurang dengan adanya lulusan SMK dibanding SMA. Sebab lulusan SMK sudah memiliki kompetensi keterampilan dan lifeskill.

SMK itu memang benar-benar menjadi sekolah seperti yang diinginkan pemerintah, dalam hal mengatasi pengurangan pengangguran sehingga masyarakat khususnya wali murid dapat mengetahui bahwa lulusan SMK akan sama seperti pendidikan di luar negeri yang mana lulusannya memiliki kompetensi sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya, sesuai moto SMK yakni siap kerja, berwawasan dan kompetitif. Upaya ke arah tersebut , terus digalakkan pemerintah.

Pada tahun 2010 nanti diharapkan lulusan SMK akan lebih banyak dari SMA, dengan perbandingan 60:40 persen. Untuk mencapai jumlah siswa SMK 60 persen itu, kita perlu sosialisasi terhadap masyarakat, para kepala SMP agar bisa mengarahkan lulusannya masuk ke SMK dengan cara memperkenalkan berbagai keahlian yang tersedia di jenjang pendidikan tersebut, tanpa membatasi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di segala line program studi.

Sementara itu berdasarkan petunjuk dari pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMA Depdiknas, pada tahun 2014 akan dilakukan lagi penambahan rasio murid SMA dengan SMK menjadi 33:67 persen atau 33 persen SMA dan 67 persen SMK. Tujuan rasio SMA diperkecil tidak lain agar lulusan SMA bisa masuk ke perguruan tinggi. Sedang yang ingin masuk dunia kerja bisa masuk SMK, dengan ketentuan agar SMK dituntut meningkatkan mutu.

Ada banyak hal yang bisa diperoleh di SMK. Lulusan SMK diyakini akan lebih mudah memperoleh lapangan kerja, karena memiliki skill dan keterampilan, sehingga jika tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena ketiadaan biaya orangtuanya, bisa membuka lapangan kerja sendiri. Dunia pasar kerja pun biasanya lebih condong memilih lulusan SMK.

Lulusan SMA memang orientasinya ke perguruan tinggi karena di tingkatan sekolah tersebut tidak ada pelajaran keterampilan (lift skill). Beda dengan SMK yang lulusannya memiliki kompetensi sehingga sudah bisa untuk bekerja sebagai penopang hidupnya. Hal itu tidak sekadar isapan jempol. Terbukti, siswa yang magang pada praktik industri di sejumlah perusahaan, banyak di antara mereka sebelum tamat telah mendapatkan tawaran kerja di perusahaan tempatnya praktik. (zon)